Archive for Oktober, 2010

Perbanyak Berdzikir Ketika Hujan dan Mendengar Petir

Islam adalah agama yang penuh dengan adab-adab yang mulia. Dengan mengamalkannya, seorang muslim akan mendapatkan karunia yang amat besar, diantaranya yaitu ittiba’ (mengikuti) sunnah Rasulullah  -shallallahu alaihi wa sallam-.

Pada saat-saat ini, Allah -subhanahu wa ta’ala- banyak menurunkan hujan di daerah kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita bersama mengingat beberapa dzikir dan doa yang berkaitan dengan hujan. Di antaranya yaitu:

1. Berdoa ketika melihat hujan

Apabila kita melihat hujan sedang turun, maka disyariatkan untuk membaca doa:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Ya Allah, (jadikanlah) hujan ini adalah hujan yang bermanfaat.

Dalilnya adalah

عَنْ عَائِشَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهَا – قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ  – صلى الله عليه وسلم –  إِذَا رَأَى نَاشِئًا فِيْ أُفُقٍ مِنْ آفَاقِ السََّمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ – وَإِنْ كَانَ فِيْ صَلاَتِهِ – ثُمَ أَقْبَلَ عَلَيْهِ، فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهُ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ : اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Dari Aisyah -radhiallahu anha- ia berkata, “Dahulu Rasulullah  -shallallahu alaihi wa sallam- apabila melihat mendung di ufuk langit, maka beliau meninggalkan aktivitasnya, meskipun dalam keadaan shalat, kemudian menghadap kepadanya. Apabila Allah menyingkapnya, maka beliau memuji-Nya dan apabila turun hujan, beliau berdoa, ‘Ya Allah jadikanlah hujan ini adalah hujan yang bermanfaat’.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 530/686, Ibnu Majah, no. 3889. Lafal ini dalam al-Adab al-Mufrad. Syaikh al-Albani dalam Shahih Adab Mufrad berkata: Shahih). Lihat pula Misykat al-Mashabih, no. 1520, ash-Shahihah, no.2757)

2. Berdoa apabila air hujan turun dengan sangat banyak

Apabila air hujan yang turun terlihat banyak dan dikhawatirkan akan merusak apa yang dikenainya, maka disunnahkan untuk membaca doa :

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Ya Allah, jadikanlah hujan ini untuk sekeliling kami dan tidak membahayakan kami. Ya Allah, jadikanlah air hujan ini merata menuju perbukitan, lembah-lembah dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan. (HR. al-Bukhari, 933, dan Muslim, no. 897)

3. Berdoa setelah turun hujan

Apabila kita mendapatkan bahwa hujan telah reda, maka disunnahkan untuk membaca doa :

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ

Kita diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya.

Hal itu berdasarkan hadits Zaid bin Khalid al-Juhani:

فَأَمَّا مَنْ قَالَ : مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ

Adapun barangsiapa yang mengatakan, “Kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya”, maka dia adalah orang yang mukmin kepadaku dan kafir terhadap bintang. (HR. al-Bukhari, no. 846, 1038, 4147, 7503 dan Muslim, no. 71)

4. Ketika Terdengar Petir.

Ketika kita mendengar petir, maka disunnahkan berdoa dengan doa berikut :

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

Maha Suci Dzat yang mana petir itu bertasbih dengan memuji-Nya dan para malaikat karena takut kepada-Nya.

Dalilnya adalah sebuah atsar mauquf dari Abdullah bin az-Zubair:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ كاَنَ إِذَا سَمِعَ الرَّعْدَ تَرَكَ الْحَدِيْثَ، وَقَالَ : ((سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ))، ثُمَ يَقُوْلُ : إِنَّ هَذَا لَوَعِيْدٌ شَدِيْدٌ لأَهْلِ اْلأَرْضِ

Dari Abdullah bin Zubair, bahwasanya dahulu apabila beliau mendengar petir, beliau menghentikan pembicaraan dan mengatakan, “Maha Suci Dzat yang mana petir itu bertasbih dengan memuji-Nya dan para malaikat karena takut kepada-Nya”. Kemudian mengatakan, “Ini adalah ancaman yang dahsyat untuk penduduk bumi”. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no 723 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad, no. 556)

Demikianlah diantara cara kita agar termasuk orang-orang yang selalu membasahi lisan kita dengan dzikrullah sebagaimana diisyaratkan oleh al-Hafidz Ibn Rajab -rahimahullah-. (Jami’ al-Ulum wa al-Hikam, jilid 2, hlm. 529, tahqiq Syu’aib al-Arna`uth)

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ketenangan hati dengan berdzikir.

(Abu Ashim Muhtar Arifin Lc / Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi: 56 hal. 37-38)

http://dzakhirah.co.cc

Banten: Istana Kaibon

Selain Istana Surosowan, Mesjid Agung Banten dan Benteng Speelwijk, kompleks wisata Banten lama masih memiliki sebuah bangunan tua bersejarah lagi yakni Istana Kaibon. Ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), istana ini dibangun untuk ibunda Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah mengigat pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syaifusin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk memegang tampuk pemerintahan. Dalam sejarah, Istana Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832, bersamaan dengan Istana Surosowan. Asal muasal penghancuran keraton, menurut pemandu wisata dari Museum Purbakala Banten Obay Sobari, adalah ketika Du Puy, utusan Gubernur Jenderal Daen Dels meminta kepada Sultan Syafiudin untuk meneruskan proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, juga pelabuhan armada Belanda di Teluk Lada (di Labuhan). Namun, Syafiuddin dengan tegas menolak. Dia bahkan memancung kepala Du Puy dan menyerahkannya kembali kepada Daen Dels yang kemudian marah besar dan menghancurkan Keraton Kaibon.
Berbeda dengan kondisi Istana Surosowan yang boleh dibilang “rata” dengan tanah. Pada Istana Kaibon, masih tersisa gerbang dan pintu-pintu besar yang ada dalam kompleks istana. Pada Istana Kaibon, setidaknya pengunjung masih bisa melihat sebagin dari struktur bangunan yang masih tegak berdiri. Sebuah pintu berukuran besar yang dikenal dengan nama Pintu Paduraksa (khas bugis) dengan bagian atasnya yang tersambung, tampak masih bisa dilihat secara utuh. Deretan candi bentar khas banten yang merupakan gerbang bersayap juga masih bisa dinikmati di lokasi ini

Di bagian lain, sebuah ruangan persegi empat dengan bagian dasarnya yang lebih rendah atau menjorok ke dalam tanah, diduga merupakan kamar dari Ratu Aisyah. Ruang yang lebih rendah ini diduga digunakan sebagai pendingin ruangan dengan cara mengalirkan

air di dalamnya dan pada bagian atas baru diberi balok kayu sebagai dasar dari lantai ruangan. Bekas penyangga papan masih terlihat jelas pada dinding ruangan ini.

Arsitektur Keraton Kaibon ini memang sungguh unik karena sekeliling keraton sesungguhnya adalah saluran air. Artinya bahwa keraton ini benar-benar dibangun seolah-olah di atas air. Semua jalan masuk dari depan maupun belakang ternyata memang benar-benar harus melalui jalan air. Dan meskipun keraton ini memang didesain sebagai tempat tinggal Ibunda raja, tampak bahwa ciri-ciri bangunan keislamannya tetap ada; karena ternyata bangunan inti keraton ini adalah sebuah mesjid dengan pilar-pilar tinggi yang sangat megah dan anggun. Dan kalau mau ditarik dan ditelusuri jalur air ini memang menghubungkan laut, sehingga dapat dibayangkan betapa indahnya tata alur jalan menuju keraton ini pada waktu itu.

Penulis : Silhouette
Lokasi : Kasunyatan, Kasemen, Serang
Fotografer : Silhouette
Sumber : Navigasi.net

Banten Exotic

Banten yang mistis dengan Suku Baduy. Banten yang indah dengan jajaran pantai pasir putihnya. Banten yang rimbun dan terpencil dengan Ujung Kulonnya. Banten yang sakti dengan berbagai aksi tradisionalnya. Inilah sekelumit eksotisme Banten.

Aksi Para Manusia Super

Seraaammm! Itulah kesan yang muncul saat Anda menyaksikan pertunjukan debus. Sebuah atraksi unik dan langka yang hanya ada di Banten. Debus merupakan paduan beragam jenis pencak silat dan musik tradisional dengan unsur magis yang kental. Menyaksikan debus, layaknya melihat para Superman yang kebal terhadap benda tajam dan tak hangus dilalap api. Tak heran bila tradisi khas Banten ini bukan hanya populer di Indonesia, tapi sampai ke belahan dunia lain.

Kentalnya unsur magis dan religius pada debus, tak lepas dari lahirnya tradisi ini yang sudah ada sejak abad ke-16. Saat Banten dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Debus dipergunakan sebagi alat bagi para ulama untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Banten dan sekitarnya. Ini cukup beralasan, mengingat kerasnya karakter orang Banten yang masih terasa hingga kini. Ketika Belanda memasuki Banten, debus juga hadir untuk mengobarkan semangat jihad para pejuang Banten dalam melawan penjajah. Kini, debus muncul dengan ‘wajah’ lain. Atraksi ini dikemas apik sebagai tontonan menarik yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan.

Sesaat sebelum pertunjukan, para pemain biasanya akan melakukan ritual khusus untuk menyiapkan diri dengan berpuasa dan berdoa agar diberi keselamatan saat melakukan pertunjukan nanti, minimal 2 hari sebelumnya. Umumnya para pemain memiliki skill pencak silat. Tapi, bukan berarti semua pesilat bisa bermain debus karena ada keterampilan khusus lain yang harus dimiliki.

Pertunjukan debus, diawali dengan gembung (pembukaan) di mana seluruh pemain membaca shalawat (puji-pujian) kepada Nabi Muhammad dan dzikir dengan diiringi tetabuhan. Setengah jam kemudian, lantunan pujian itu semakin keras dan saling bersahutan. Tahapan ini disebut beluk. Seiring dengan tahapan tersebut, para pemain debus pun mulai beraksi. Menusuk perut dengan tombak, mengiris tangan dengan golok, melahap api, menusuk lidah atau kulit pipi dengan kawat tanpa mengeluarkan darah (kalaupun berdarah, dapat lansung sembuh hanya dengan sekali usapan tangan!), semua itu hanyalah beberapa dari sekitar 24 atraksi spektakuler yang sering ditampilkan. Memang terlihat sangat mengerikan! Tapi, justru inilah yang menjadi daya tariknya.

Baduy Nan Eksotik

Di kalangan peneliti atau para antropolog, Desa Budaya Baduy yang berada di kawasan Desa Kanekes, Kec. Leuwi Damar, Lebak, menjadi magnet tersendiri. Kehidupan mereka yang masih tradisional dan unik menjadi daya tarik istimewa untuk diamati dan dipelajari. Berkat mereka, kini Desa Kanekes menjadi terkenal dan kini telah ditetapkan sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.

Untuk menuju Desa Budaya Baduy, Anda terlebih dahulu harus menuju Rangkas Bitung. Kemudian, melanjutkan perjalanan ke Ciboleger, yang berada sekitar 38 kilometer dari Rangkas Bitung. Sebenarnya ada sejumlah ‘pintu’ untuk memasuki kawasan Baduy ini. Namun, Ciboleger telah ditetapkan menjadi gerbang utama oleh pemerintah daerah setempat. Kondisi jalan, umumnya sudah baik. Tapi, di beberapa lokasi cukup curam dan rawan akan tanah longsor. Jadi berhati-hatilah.

Sebelum memasuki Baduy, para wisatawan harus memberitahukan kedatangan sekaligus meminta izin kepada Kepala Desa. Selanjutnya, perjalanan pun bisa dimulai. Ada dua pilihan untuk menjelajah kawasan Baduy. Bila memiliki waktu yang banyak atau lebih dari sehari, Anda bisa menjelajah hingga ke desa Cibeo, Cikertawana atau Cikeusik atau yang dikenal dengan kawasan Baduy Dalam. Jaraknya sekitar 12 kilometer dari Ciboleger dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sedangkan bagi yang tidak memiliki keleluasaan waktu, Desa Gajeboh yang berada 3,5 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan dari Ciboleger, bisa menjadi tujuan perjalanan.
Bagi Anda yang baru pertama kali mengunjungi tempat ini, jasa pemandu akan sangat berguna. Untuk mendapatkannya, Anda bisa meminta bantuan para pemandu yang biasa berkumpul di sekitar terminal Ciboleger. Kemudian bila barang Anda dirasa terlalu banyak dan bakal menyulitkan dalam perjalanan, jasa porter juga patut dipertimbangkan. Yang perlu diperhatikan sebelum memasuki wilayah Baduy, ada sejumlah aturan khusus yang berlaku. Salah satunya adalah, hanya mereka yang berperawakan Melayu (berkulit atau bermata coklat) yang diizinkan masuk ke Baduy Dalam. Sedangkan, orang Kaukasus (Eropa) atau mereka yang berwajah Tionghoa tidak diperbolehkan masuk. Mereka hanya diizinkan memasuki kawasan Baduy luar atau sampai di Kampung Gajeboh. Dalam perjalanan, Anda akan melewati jalan setapak di tengah hutan dan perkampungan masyarakat Baduy. Jadi, sepatu olahraga atau trekking sangat disarankan untuk digunakan.

Selama perjalanan, Anda bisa menyaksikan para wanita Baduy yang sedang menenun kain, para pria yang pulang dari ladang sambil memanggul buah-buahan atau anak-anak yang lugu dan menggemaskan sedang bermain di depan rumah mereka.

Saran bagi yang hobi foto-foto

Selama berada di kawasan Baduy Luar, Anda masih diperbolehkan memotret orang atau suasana perkampungan Baduy. Kecuali satu, sebuah rumah adat yang berada tak jauh dari jembatan bambu di Kampung Gajeboh. Sedangkan, bila Anda berada di kawasan Baduy dalam, sama sekali tidak diperbolehkan memotret. Patuhi aturan ini.

Tenun Baduy

Masyarakat Baduy memang layak dikatakan sebagai masyarakat madani. Dengan berprinsip hidup dari apa yang ada di alam, mereka pun berusaha segala kebutuhannya dengan caranya sendiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain. Secara tak langsung, hal ini memaksa mereka untuk berkreasi menciptakan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup.

Bagi kaum wanita Baduy -baik Baduy Luar maupun Dalam- menenun telah menjadi bagian pekerjaan rutin sehari-hari. Kegiatan ini sudah berlangsung turun temurun dan masih dilakukan sampai sekarang. Biasanya para wanita akan menenun di siang hari; setelah memasak, membenahi rumah, mengurus anak, mencari kayu bakar, dan pergi ke ladang. Dengan begitu, keluarga mereka dapat mengenakan pakaian untuk melindungi tubuh maupun untuk kelengkapan upacara adat. Jadi, saat menjejalajah kawasan Baduy di siang hari, Anda akan menyaksikan para wanita Baduy tengah bekerja di beranda rumah.

Dulu, kain atau sarung Baduy dibuat dari dari kapas dan melalui proses yang sangat rumit. Kini, mereka telah menggunakan bahan dan teknik pengerjaan yang lebih singkat. Kalau dulu untuk membuat satu kain atau sarung bisa membutuhkan waktu sekitar seminggu atau lebih, kini bisa lebih singkat, hanya 4-7 hari. Namun prosesnya tetap menggunakan peralatan tenun tradisional.

Untuk warga Baduy Dalam, warna putih polos menjadi warna dominan busana yang mereka gunakan. Selain sebagai simbol kesucian atau kebersihan, aturan adat memang melarang menggunakan pakaian dari luar dengan warna yang beraneka ragam. Sedangkan kain maupun selendang buatan warga Baduy Luar memiliki warna yang lebih variatif. Selain warna hitam dan biru, warna kuning, oranye, merah, biru terang, abu-abu dan putih juga terlihat dalam kreasinya. Motif kainnya sederhana, berupa kotak-kotak kecil. Kain atau selendang inilah yang mudah dijumpai dan bisa dimiliki oleh para wisatawan. Selendang atau kain ini ditawarkan dengan harga antara Rp.30.000,- sampai Rp.70.000,- .

Selain hasil tenun, warga Baduy juga kerap membuat kantong layaknya tas yang dikenal dengan Koja atau Jarog. Benda ini dibuat dari bahan kulit kayu teureup (ardisia elastica) yang dihaluskan dan kemudian dirajut. Warnanya yang coklat tua adalah hasil pewarna alami, dari larutan kulit pohon Salam (eugenia cumini). Kriya ini dijual dengan harga dari Rp.30.000,- sampai Rp.50.000,- , tergantung besar kecilnya ukuran.

Baju orang Baduy Luar, belakangan juga menjadi barang yang kerap ditawarkan kepada para wisatawan. Ditawarkan seharga Rp. 40.000,- sampai Rp.50.000,-, baju ini berwarna hitam, berlengan panjang dan berkancingkan dari bahan batok kelapa.

Pesona Pantai Anyer Hingga Tanjung Lesung

Sesaat setelah memasuki daerah Pasar Anyer, pesona pantai utara Banten mulai terasa. Perarian Selat Sunda yang nampak di sebelah kanan, akan membuat perjalanan Anda terasa makin asyik. Di sepanjang jalan raya, pantai terasa dekat dan diselingi bangunan berupa hotel maupun perumahan. Pemandangan ini terus berlanjut hingga tiba di sebuah tanjung yang dikenal dengan nama Tanjung Lesung.

Memang banyak spot di tepian pantai yang telah dibatasi oleh resor maupun hotel. Namun, Anda yang tidak menginap di hotel seperti itu, tak perlu khawatir. Masih banyak pantai yang masih berstatus public area yang bisa disinggahi dengan bebas. Misalnya pantai di sekitar bangunan mercu suar Anyer atau Pantai Patra Sambolo.
Lebih jauh lagi ke arah Carita, Wisata Pantai Cibeureum, Carita, Pantai Ekowisata Banten, Pantai Pasir Putih Carita dan Karang Bolong, pantai yang paling terkenal sejak dulu karena terdapat karang besar yang berlubang, dan belasan pantai lainnya juga asyik untuk disinggahi. Sementara itu, di kawasan Labuan hingga Tanjung Lesung, suasana pantainya terasa lebih sepi dan natural. Singkatnya, Anda bisa singgah di tepi pantai manapun, sesuka hati. Selama perjalanan, hamparan areal sawah yang luas dan dibatasi pegunungan hijau di sisi kiri jalan akan menambah keindahan panorama alam. Saat bersantai sambil meresapi panorama pantai yang indah, nikmati pula segarnya air kelapa atau sajian seafood yang cukup banyak tersedia di rumah makan-rumah makan yang ada di sekitar pantai. Pasti, liburan Anda makin terasa lengka, deh.

Sumber : Majalah Tamasya
Foto : Majalah Tamasya

Sidoarjo: Candi Sumur

Lokasi Candi Sumur ini hanya berjarak +/- 100 meter dari Candi Pari. Berbeda dengan Candi Pari yang memiliki ukuran jauh lebih besar dan boleh dibilang berhasil direnovasi ulang, Candi Sumur tidaklah demikian. Ukuran Candi ini lebih kecil kira-kira hanya setengah dari Candi Pari dan hanya berhasil dipugar separuhnya saja. Tak heran ketika pertama kali melihat candi ini timbul tanda tanya akan bentuknya yang aneh tersebut. Sisi dinding yang tegak hanyalah sebagian saja yang tentunya hal ini rawan terhadap runtuhnya bangunan tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Untuk menghindari dari runtuhnya bagian tersebut pada bagian dalam dibangun kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada. Kemungkinan besar tidak diketemukannya sisa-sisa batu pembentuk dinding candi, dan tidak adanya informasi yang bisa dijadikan sebagai referensi bentuk asal dari candi tersebut menyebabkan Candi Sumur ini direnovasi seperti apa yang bisa kita lihat sekarang.
Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan batu bata merah bukan dari batu andesit yang umumnya kita jumpai pada candi-candi lain. Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang mendhias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi.

Anak tangga ini cukup “curam” dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu perhatian extra bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi. Memang, meskipun Candi Sumur tampak jelas telah mengalami renovasi, namun batu-batu penyusun candi nampak belum diatur dengan rapi dan ditambah dengan batu-batu pengganti untuk sisi-sisi yang hilang. Bentuk candi yang berhasil direnovasi juga belum mampu memberikan gambaran secara lebih jelas dan pasti akan lekuk-lekuk badan dan sudut-sudut candi. Kajian ulang terhadap arsitektur bangunan Candi Sumur ini nampaknya perlu dilakukan secara lebih terperinci lagi, sehingga bagian-bagian yang berongga dari dinding candi bisa diisi dengan batu-batu pengganti yang nantinya akan memperjelas bentuk badan candi, seperti apa yang tengah dilakukan terhadap situs Batujaya – Karawang, Jawa Barat.

Mungkin dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan Candi Pari dan memiliki ukuran yang lebih kecil, di lokasi Candi Sumur tidak terdapat pos penjaga yang biasa dipakai sebagai tempat menyimpan sisa-sisa bangunan candi maupun petugas/juru kunci candi. Sayang sekali saat saya menuju lokasi ini petugas yang biasa memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan candi, tidak sedang berada ditempat. Hanya ada seorang penduduk setempat yang menemani dan berusaha memberikan informasi yang dia ketahui. Informasi yang coba saya gali dari situs-situs di internet juga tidak ada yang mampu memberikan informasi lebih banyak tentang asal usul Candi Sumur ini, semua informasi yang ada hanya berkaitan dengan Candi Pari, dan tampaknya Candi Sumur memang lebih bersifat suplement/tamabahan dari keberadaan Candi Pari.

Penulis: Silhouette
Fotografer : Silhouette
Lokasi : Des. Candipari, Kec. Porong, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur
Sumber : Navigasi.Net

Nganjuk: Debur Air Terjun di Lereng Gunung Wilis

air terjun sedudo

air terjun sedudo

Walau berada di ketinggian, kawasan wisata air terjun di lereng Gunung Wilis mudah dijangkau. Hotel juga tersedia. Tunggu apa lagi? Gunung Wilis bisa jadi tak sekondang Gunung Bromo. Padahal, Gunung Wilis yang membentang di empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Nganjuk, Kediri, Madiun, dan Ponorogo, memiliki panorama alam yang tak kalah menakjubkan.

Anda yang suka pada panorama air terjun, bersiaplah untuk terpesona. Betapa tidak, beberapa air terjun dengan panorama yang memukau di sekelilingnya, bisa ditemui di sisi timur Gunung Wilis ini. Ada air terjun Sedudo, Roro Kuning, Pacoban Ngunut, Pacoban Coban, serta air terjun Ngleyangan. Semua air terjun itu tampil dengan wajah asli-alami. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk memang sengaja membiarkan kondisinya seperti itu. Tujuannya tak lain, agak objek wisata andalan kabupaten ini tampak alami. Kalaupun selama ini Pemkab sempat melakukan pembangunan secara fisik, hal itu hanya bangunan fasilitas pendukung saja.

Di antara beberapa air terjun itu, air terjun Sedudo yang paling dikenal masyarakat secara luas. Air terjun ini berada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan atau 33 km arah selatan Nganjuk. Ketinggian air terjun ini mencapai sekitar 200 meter. Dengan ketinggian seperti ini, maka jika dilihat dari bawah, air terjun ini terlihat seperti butiran-butiran es berwarna putih yang meluncur ke bawah. Indah sekali, bukan? Tak hanya panorama alam. Air terjun Sedudo juga merupakan objek wisata budaya. Setiap bulan Muharram (Sura), upacara ritual mandi Sedudo selalu digelar di sini. Upacara yang difasilitasi oleh Pemkab ini menyedot kedatangan ribuan orang, yang bukan saja berasal dari Nganjuk, tapi juga daerah-daerah lain.

gunung wilisAda mitos yang sangat lekat dengan tradisi mandi Sedudo ini, yakni siapapun yang mandi di kolam air terjun Sedudo, akan awet muda. Tak heran, setiap bulan Sura, air terjun Sedudo selalu disesaki pengunjung yang ingin mandi di sana. Lokasi objek wisata ini sangat mudah dijangkau. Jalan dari kota Nganjuk hingga ke kawasan wisata ini, beraspal mulus. Hanya saja, karena lokasinya di gunung, jalan menuju air terjun Sedudo cenderung menanjak, naik-turun, dan berkelok-kelok. Kondisi jalan seperti ini tentu sulit untuk dilewati oleh kendaraan jenis bus. Karena itu, bila berniat ke air terjun Sedudo, sebaiknya gunakan kendaraan roda empat non bus.

Panorama cantik air terjun Sedudo tak semestinya Anda nikmati hanya dalam waktu sekejap. Jadi, jika Anda punya waktu, sempatkan untuk menginap. Jangan khawatir, tersedia hotel di sana. Hotel Wisata Karya, demikian nama yang dibangun oleh Pemkab Nganjuk ini. Hotel ini dibangun di atas bukit yang dikelilingi pohon pinus dan cengkeh. Dari hotel, mata Anda bisa leluasa menjelajahi keindahan panorama Gunung Wilis. Tarif kamarnya juga cukup terjangkau, yakni Rp 70 ribu – Rp 200 ribu per kamar. Ingin menikmati panorama alam sembari berolahraga? Mudah sekali Anda lakukan di sini. Sebab, hotel ini menyediakan lapangan tenis. Atau, Anda bisa joging di pagi hari di sekitar air terjun sembari menghirup hawa segar. Alangkah nikmatnya!

Bagaimana dengan urusan oleh-oleh? Tak perlu pusing. Karena berada di gunung, maka oleh-oleh yang bisa Anda pulang pun khas dari daerah dataran tinggi, yakni buah-buahan dan sayur-sayuran. Di Sawahan, sebuah tempat tak jauh dari Sedudo, Anda bisa dengan gampang membeli pisang, jeruk, durian, dan lain-lain. Di pinggir jalan antara Sawahan hingga Sedodo, banyak kios sederhana yang menjajakan buah-buahan ini. Selain berkualitas baik, harga buah-buahan itu juga tidak mahal karena dijual langsung oleh petani.

Air terjun Roro Kuning
air terjun roro kuningPuas dengan air terjun Sedudo, lanjutkan petualangan indah ini ke air terjun Roro Kuning. Berada di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, air terjun Roro Kuning berpotensi besar untuk menjadi kawasan wisata andalan. Menyadari hal itu, Pemkab Nganjuk terus mengembangkannya dengan membangun sejumlah sarana penunjang.Kawasan wisata ini terletak sekitar 30 km arah selatan Nganjuk. Jalan menuju ke sana juga sudah beraspal, dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat non bus. Namun, banyak pengunjung yang memilih menggunakan kendaraan roda dua.

Seperti halnya air terjun Sedudo, air terjun ini juga masih sangat alami. Tertarik oleh kealamian itu, banyak kelompok pecinta alam yang melakukan kegiatan di sini, semisal perkemahan atau pendakian. Pendakian biasanya dilakukan dari air terjun Roro Kuning menuju air terjun Pacoban Ngunut yang berjarak sekitar 4 km. Pramuka dari berbagai sekolah pun kerap menggelar perkemahan di tempat ini.

Selain keindahan alam, air terjun Roro Kuning juga memiliki nilai sejarah. Di sekitar lokasi ini terdapat monumen perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan Jenderal Sudirman saat memimpin perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1949. Selain menumen, di tempat ini juga terdapat sebuah rumah sangat sederhana yang pada masa perjuangan dahulu sempat ditempati Pak Dirman selama satu minggu. Karena itulah selain menikmati keindahan alam, pengunjung air terjun Roro Kuning juga bisa sekaligus mengenang perjuangan Panglima Besar Sudirman. (juw)

Sumber : Republika

Profil dan Sejarah Letusan Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi di Indonesia yang masih aktif.
Terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 2.968 m (9.737 kaki). Lokasinya meliputi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI Yogyakarta). Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.
Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung api sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama (Data Dasar Guungapi Indonesia, 1979). Sampai Letusan Februari 2001, sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658.

Erupsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awan panas yang secara definisi sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif. Di bawah ini ditampilkan tabel yang memuat waktu letusan dan lamanya letusan tersebut yang dihitung sejak masa awal proses erupsi hingga letusan puncak secara menyeluruh.
Tabel 1. Daftar masa letusan, lamanya kegiatan, dan masa istirahat Gunung Merapi
sejak tahun 1871 (Suparto S. Siswowidjojo, 1997, disempurnakan)
Tahun
Kegiatan
Lamanya
Kegiatan (tahun)
Masa Istirahat/
Lama Istirahat (tahun)
Waktu Letusan Puncak
1871-1872 (*)
1878-1879
1882-1885
1886-1888
1890-1891
1892-1894
1898-1899
1900-1907
1908-1913
1914-1915
1917-1918
1920-1924 (*)
1930-1935 (*)
1939-1940
1942-1943
1948-1949
1953-1954 (*)
1956-1957
1960-1962
1967-1969 (*)
1972-1974
1975-1985
1986-1987
1992-1993
1993-1994
1996-1997
1998
2000-2001
1
1
3
3
1
2
1
7
5
1
1
4
5
1
1
1
1
1
2
2
2
10
1
1
1
1
1 bln
1
1872-1878/6
1878-1881/3
1885-1886/1
1888-1890/2
1891-1892/1
1894-1898/4
1899-1900/1
1907-1908/1
1913-1914/1
1915-1917/2
1918-1920/2
1924-1930/6
1935-1939/4
1940-1942/2
1943-1948/5
1949-1953/4
1954-1956/2
1957-1960/3
1962-1967/5
1969-1972/3
1974-1975/1
1985-1986/7
1986-1987/1
1987-1992/5
1993/5 bln
1994-1996/2
1997-1998/1
1998-2000/2
15 April 1872
Dalam tahun 1879
Januari 1883
Dalam tahun 1885
Agustus 1891
Oktober 1894
Dalam tahun 1898
Terjadi tiap tahun
Dalam tahun 1909
Maret-Mei 1915
Februari, April 1922
18 Des ’30, 27 Apr’34
23 Des.’39, 24 Jan’40
Juni 1942
29 September 1948
18 Januari 1954
3 Januari 1953
8 Mei 1961
8 Januari 1969
13 Desember 1972
15 Juni 1984
10 Oktober 1986
2 Februari 1992
22 November 1994
14,17 Januari 1997
11,19 Juli 1998
10 Februari 2001
Referensai Utama Direktorat Vulkanologi Data Dasar Gunung api Indonesia 1979, B. Voight, R.Sukhyar dan A.D. Wirakusumah Journal of volcanology and geothermal research Volume 100, 2000,  J.A. Katili, Suparto S. Pemantauan Gunungapi di Indonesia dan Filipina, 1995
Berikut gambaran detailnya :
  • Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
  • Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur.
  • Letusan Gunung Merapi di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
  • Letusan Gunung Merapi pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan kepala keluarga serta memakan korban puluhan jiwa manusia.
  • Letusan Gunung Merapi pada 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.
  • Pada tanggal 15 Mei 2006 Gunung Merapi kembali meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Disambung kemudian pada 8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.

Karakter dan Gejala Letusan
Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan awan panas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi (Merapi Type). Kejadiannya adalah kubah lava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh guguran lava pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awan panas guguran (rock avalance), atau penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan wedhus gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi (>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi (100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awan panas guguran akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk kubahlava yang baru.
Hartman (1935) membuat simpulan tentang siklus letusan Gunung Merapi dalam 4 kronologi yaitu:
Kronologi 1.
Diawali dengan satu letusan kecil sebagai ektrusi lava. Fase utama berupa pembentukan kubahlava hingga mencapai volume besar kemudian berhenti. Siklus ini berakhir dengan proses guguran lava pijar yang berasal dari kubah yang terkadang disertai dengan awanpanas kecil yang berlangsung hingga bulanan.
Kronologi 2.
Kubahlava sudah sudah terbentuk sebelumnya di puncak. Fase utama berupa letusan bertipe vulkanian dan menghancurkan kubah yang ada dan menghasilkan awanpanas. Kronologi 2 ini berakhir dengan tumbuhnya kubah yang baru. Kubah yang baru tersebut menerobos tempat lain di puncak atau sekitar puncak atau tumbuh pada bekas kubah yang dilongsorkan sebelumnya.
Kronologi 3.
Mirip dengan kronologi 2, yang membedakan adalah tidak terdapat kubah di puncak, tetapi kawah tersumbat. Akibatnya fase utama terjadi dengan letusan vulkanian disertai dengan awanpanas besar (tipe St. Vincent ?). Sebagai fase akhir akan terbentu kubah yang baru.
Kronologi 4.
Diawali dengan letusan kecil dan berlanjut dengan terbentuknya sumbatlava sebagai fase utama yang diikuti dengan letusan vertikal yang besar disertai awanpanas dan asap letusan yang tinggi yang merupakan fase yang terakhir.
Pada kenyataannya, terutama sejak dilakukan pemantauan yang teliti yang dimulai dalam tahun 1984, batasan setiap kronologi tersebut sering tidak jelas bahkan bisa jadi dalam satu siklus letusan berlangsung dua kronologi secara bersamaan, seperti pada Letusan 1984.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sejak 1984 ketika sinyal data dapat dikirim melalui pemancar radio (radio telemetry) sistem tersebut mulai dipergunakan dalam mengamati aktivitas gunung api di Indonesia, termasuk di Gunung Merapi. Dan sejak saat itu gejala awal letusan lebih akurat karena semua sensor dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat kegiatan tergantung kekuatan pemancar yang dipergunakan, secara normal dapat menjangkau hingga jarak antara 25 – 40 km.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama yang dimulai tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas. Secara umum peningkatan kegiatan lazimnya diawali dengan terekamnya gempabumi vulkanik-dalam (tipe A) disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal (tipe B) sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan. Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi.
Daftar Pustaka
Karakteristik Gunungapi, 2000, BPPTK

Tips Praktis Berwisata Kuliner

Mau Berwisata Kuliner? Kalau soal yang satu ini, Anda tidak boleh lewatkan memang. Tapi tahukah Anda, ada beberapa kiat dan tips supaya wisata kuliner ini lebih ‘mak nyoooos’ dan memberi kesan yang tak terlupakan? Kalau belum tahu, silakan baca tips untk berwisata kuliner yang menyenangkan. Siapkan Uang Yang Cukup!
Tentu saja! Namanya juga wisata kuliner, tidak ada yang gratisan. Kecuali dapat undangan pembukaan restoran. Tolong diperhatikan, tempat makan yang bakal disambangi. Paling enak kalau sebelumnya sudah ada bayangan, berapa harga makanan di tempat tersebut. Kalau lokasinya kaki lima, siapkan modal yang mungkin tidak terlalu besar. Kecuali ulang tahun dan ntraktir kawan-kawan yang jumlahnya sekampung.

Kalau makannya di restoran besar, ya jangan bawa modal untuk makan kaki lima. Daripada nanti harus ninggal KTP gara-gara duitnya kurang?

Kosongin Perut !
Kalau dari siang sudah terisi pernuh, dijamin pas sore sampe malam makan-makan, kenikmatan makanan itu bakal berkurang. Yang ada malah mual, mules dan buru-buru ke belakang.

Jangan Sok Royal
Usahakan jangan sok royal, ngebayarin semua makanan. Kalau manusianya cuma satu dua orang sih nggak apa-apa, tapi kalau sekampung ikut makan, bisa-bisa besoknya kamu nggak bisa makan sebulan loh.

Jangan Dandan Yang Menor
Kalau wisata kuliner kaki lima, usahakan jangan dandan terlalu menor. karena kamu bukan sedang peragaan busana. Biasa saja. Apalagi kalau makan sea food misalnya yang harus pakai tangan, bisa-bisa dandanan menor kamu belepotan bau sambel.

Bawa Pencuci Tangan Sendiri
Kalau di tempat makan kamu terbiasa pakai tangan, usahakan bawa pencuci tangan sendiri. Kadang-kadang tempat makan yang kita tuju hanya menyediakan air saja. Padahal bau terasi, bumbu, saos dan ikan yang kita makan, sangat kuat nempel di tangan. Daripada ngelus rambut pacar tapi bau trasi, mendingan sedia payung sebelum hujan.

Jalan Kaki atau bawa Motor saja !
Daripada kejebak macet, perut lapar, kepala pusing dang ngomel-ngomel nggak karuan, mending jalan kaki saja. Kalau nggak, pake motor saja rame-rame. Ngirit dan cepat sampai tujuan. Bawa mobil memang lebih keren dan bergengsi, tapi kalau lagi macet-macetnya, mau makan gengsi?

Jangan Kemaruk !
Gara-gara rekomendasi banyak makanan, maunya semua dicoba sekaligus. Jangan kemaruk! Pesan yang ringan dulu, baru kemudian yang sangt direkomendasikan. Daripada nggak kemakan, sayang bukan….

Penulis : Joko
Sumber : http://www.rileks.com

Bandung: Keajaiban di Utara Kota Kembang

Jangan dulu mengaku kenal baik dengan Bandung karena kota ini, tak cuma punya angklung, Dago, Gedung Sate, FO alias factory outlet yang tumbuh subur di pusat kota. Masih banyak tempat asyik disekitarnya yang akan melengkapi pengalaman liburan Anda. Dan, Bandung Utara salah satunya. 18 Keasyikkan di Bandung Utara
Berbincang tentang Bandung Utara atau Bandung pada umumnya tentu tak lepas dari Gunung Tangkuban Perahu. Oleh warga Bandung dan sekitarnya, gunung setinggi 2.084 m ini dianggap istimewa. Tercipta akibat ulah Sangkuriang, tokoh legendaris di seantero tanah Pasundan.

Menurut legenda, gunung ini berasal dari perahu yang dibuat oleh Sangkuriang sebagai syarat mempersunting Dayang Sumbi, wanita yang ternyata adalah ibunya sendiri. Namun, upaya itu gagal. Dengan penuh amarah, Sangkuriang menendang perahunya dan menjadi gunung seperti yang sekarang ini.

Bandung Utara juga tak lepas dari sebuah peristiwa sejarah yang tak terlupakan oleh bangsa ini yaitu, Bandung Lautan Api. Saat Belanda kembali ke Jawa dan Indonesia dengan “baju” barunya, NICA (Nederlands Indie Civil Administration) pada tahun 1946, Bandung pun tak luput dari incaran.

Untuk memecah kekuatan militan di kawasan tataran Sunda, Bandung dibagi menjadi 2 wilayah (utara dan selatan). Dan puncaknya pada 24 Maret 1946, seluruh warga dan pejuang rela meninggalkan kota tercintanya dan membumihanguskan seisi kota dengan harapan tak ada lagi yang bisa dimanfaatkan oleh penjajah.

Kini, kawasan di utara Kota Kembang ini terus menggeliat dan mempercantik diri. Kawasan Dago berkembang pesat dan jadi tempat nongkrong paling asyik se-Bandung dengan munculnya resto dan kafe berkonsep unik yang ditawarkannya. Demikian juga Lembang. Selain terus mempercantik objek wisata alamnya, kawasan ini juga terus dihiasi resto maupun kafe baru yang memberikan pengalaman kuliner istimewa.

Are you ready to open the next page of Paris van lava?

Observatorium Bosscha

Membahas Kota Lembang tentunya tidak bisa dilepaskan dari salah satu landmark-nya yang terkenal, yaitu Observatorium Bosscha. Didirikan pada tahun 1923, Observatorium Bosscha memiliki fasilitas teropong bintang dan perpustakaan astronomi terbaik dan terlengkap se-Asia Tenggara.

Meski bukan termasuk tempat wisata, Observatorium Bosscha tetap dibuka untuk umum. Untuk berkunjung Anda perlu mendapat ijin dari pihak pengurus yang berwenang. Pihak pengelola observatorium telah mengatur jadwal kunjungan resmi yang akan membuat kunjungan Anda lebih nyaman. Anda bisa memilih kunjungan siang ataupun malam hari.

Di malam hari, selain mendapat cerita seputar astronomi dan melihat fasilitas teropong, Anda juga bisa melakukan aktivitas meneropong benda-benda Iangit dengan Teropong Bamberg, Unitron atau teropong portable.

Dari lima releskop utama yang dimilikinya, Refraktor Ganda Zeiss merupakan yang terbesar dan pertama dimiliki Bosscha. Teleskop berdiameter total 120 sentimeter ini berfungsi terutama sebagai alat pengamatan bintang ganda dan planet. Berbobot hingga 12 ton, teleskop Zeiss berdiri di atas lempengan roda yang dapat bergerak vertikal dan memutar sesuai kebutuhan.

Sayangnya alat ini seringkali tak dapat berfungsi baik lantaran beberapa komponennya yang rusak termakan usia. Lagi-lagi, peran pemerintah dalam pemeliharaan fasilitas penelitian ini masih sangat minim. Sangat disayangkan jika keberadaan fasilitas secanggih Observatorium Bosscha terbuang sia-sia karena kurangnya kepedulian kita sendiri.

Jelajahi Taman Hutan Raya Ir.H.DJuanda
Jl. Dago Pakar No. 99
Bandung

Kawasan Tahura dapat diakses melalui empat pintu yang berbeda. Anda bisa masuk melalui Pintu I, II atau III yang berlokasi di daerah Dago Pakar atau melalui Pintu IV yang berada di daerah wisata Maribaya. Objek wisata terluas di kawasan Bandung Utara ini menawarkan beragam jenis wisata menarik dan langka. Salah satunya adalah Goa Belanda dan Goa Jepang.

Kedua goa ini merupakan peninggalan dari masa penjajahan yang dibangun pada tahun 1918 (Goa Belanda) dan 1942 (Goa Jepang). Goa Belanda pernah digunakan sebagai terowongan pipa PLTA Bengkok, stasiun radio telekomunikasi dan sel para tahanan perang yang dirangkap pada masa tersebut.

Semenrara Goa Jepang lebih banyak digunakan sebagai tempat persembunyian, pusat komunikasi dan tempat penyimpanan amunisi. Minimnya cahaya dan udara yang dingin di tempat ini, menyebabkan suasana di dalam goa sedikit spooky. Untungnya selama tur Anda akan didampingi seorang guide. Warisan sejarah lainnya yang juga dapat Anda saksikan di Tahura Djuanda ini adalah Prasasti Thailand yang merupakan peninggalan Raja Chulalongkorn II (Rama V) dari kunjungan peziarahannya yang dilakukan pada tahun 1896 Masehi.

Selain wisata sejarah, Anda juga bisa menikmati berbagai objek wisata lain yang ada di kawasan Tahura seperti Museum Ir. H. Djuanda, Patahan Lembang, Curug Lalay, dan koleksi flora dan fauna. Fasilitas jogging track dan kursi taman yang tersebar di kawasan ini sering digunakan warga untuk berolahraga maupun piknik bersama.

Curug Omas yang Curam
Kompleks Taman Hutan Raya
Jl. H. Djuanda, akses melalui Pintu IV

Anda bisa masuk melalui Pintu IV kawasan Tahura yang berlokasi di daerah wisata Maribaya. Setidaknya berjalan kaki sejauh 200 meter sebelum mencapai lokasi curug. Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 30 meter ini memiliki kedalaman hingga 10 meter. Oleh sebab itu pengunjung sangat dilarang melakukan akrivitas di sekitar air terjun seperti berenang atau berjalan-jalan di area bebatuannya.

Dua jembatan yang berdiri di atas curug merupakan warisan penjajahan Belanda yang dibangun pada periode 1900an. Namun karena kurang terawat, jembatan ini cukup memprihatinkan dan berbahaya bagi keselamatan pengunjung Tahura. Kondisi memprihatinkan juga tampak di lingkungan sekitar air terjun yang dipenuhi tumpukan sampah dan limbah yang berasal dari aliran Sungai Cikapundung.

Maxi’s Resto
Jl. Gunung Agung 8
Ciumbuleuit, Bandung

Maxi’s Resto adalah tempat yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat. Bangunan resto ini mengadopsi sebuah rumah tua dari jaman Belanda dan halamannya yang juga terasa homey. Maxi’s Resto menyajikan berbagai pilihan hidangan western, khususnya grill dan steak.

Beberapa pilihan menu yang wajib Anda coba diantaranya, Filleto Alla Maxis, grilled tenderloin yang disajikan dengan anggur merah, bayam, parsley potato dan sayur-sayuran seperti wortel dan brokoli, Zurich Geschnetzelt, daging cah yang dimasak dengan jamur dan anggur putih, dan Salmon Jubile, salmon segar yang dikukus dan disajikan dengan saus anggur putih.

Sebagai pelengkap, Anda wajib mencoba Maxi’s Punch, yaitu racikan “ajaib” yang terdiri dari es krim mangga dan sirup buah lychee.

Dining Date at The Sierra
Jl. Bukit Pakar Timur No.33
Bandung

Terkenal sejak enam tahun yang lalu, kapasitas besar dan sajian hidangan lezat menjadi alasan Sierra tetap digemari tak cuma oleh warga Bandung tapi juga dari Bogor dan Jakarta hingga saat ini. The Sierra tak cuma berfungsi sebagai resto, tapi bisa juga dijadikan tempat wedding, corporate gathering atau pesta ulang tahun.

Area outdoor-nya memungkinkan para tamu menikmati sunset di sore hari, jadi andalan tempat ini. Masih dengan menu western andalannya, The Sierra kini tengah mempromosikan menu barunya yang menggunakan daging berkualitas tinggi Australian Kobe dan Black Angus.

Selain itu, Sierra tetap hadir dengan menu-menu lainnya, yaitu Australian Rib’s Eye Steak dan beverage-nya yang tersohor, Blueberry Juice.

Makan Klakun Lezat di Neo Calista
Bukti pakar timur Dago IV
Kav.B1, Bandung

Kini Anda Bisa merasakan gurihnya kalkun di resto ini. Lengkap dengan gravy dan stuffing seperti disajikan di negara asalnya, Paman Sam. Namun berbeda dengan sajian aslinya, stuffing yang terbuat dari campuran roti sandwich, wortel, seledri, bawang Bombay, kalkun cincang dan poultry seasoning ini tidak dijadikan satu dalam daging melainkan disajikan terpisah.

Daging kalkun memiliki tekstur yang lebih tebal dan rasa yang lebih gurih dari ayam. Namun kalkun lebih sehat dengan nilai protein yang lebih tinggi dan nilai kalori, lemak serta kolesterol yang lebih rendah.

Sebagai menu andalan, resto ini menyajikan Roast Turkey Soup, hidangan appetizer berupa cream soup berisi irisan kalkun panggang dan sayur-sayuran. Untuk main course, cicipi kelezatan “Calista” Roast Turkey, hidangan kalkun muda lengkap dengan croquette potato, sayur ratutouille, stuffing dan (home made) turkey gravy sauce.

Nongkrong di Lisung Resto
Jl. Dago Pakar Timur no.111
Bandung

Suasana etnik klasik pada resto ini tergambar jelas dari struktur bangunannya berikut pernak-perniknya yang didominasi oleh kayu yang berukir. Hal ini sesuai dengan Lesung (alat untuk menumbuk padi tempo dulu) yang kemudian diplesetkan menjadi “Lisung”, nama yang kini disandang kafe ini.

Jangan lupa untuk mencoba menu khas ala Lisung, Nasi Panggang Lisung berupa nasi yang dipanggang bersama jamur, ati, sayur dan disuguhkan bersama ayam, tahu, tempe goreng dan kerupuk. Porsinya besar, dijamin Anda kenyang.

Selain itu, ada pula Nasi Panggang Kompeni. Menu yang berisi nasi yang bagian atasnya ditaburi oleh daging sapi, jamur, paprika, bawang Bombay dan keju mozarella yang sangat menggugah sclera. Yummy! Setiap bulan, resto ini merilis menu baru.

Soal minuman, Lisung juga punya menu yang tak kalah asyik. Sebut raja Kopi Cokelat, Nice Dream (cokelat, oreo dan ice cream), Blue Moon (avocado, coffee dan vanilla ice cream), Kopi Mint, Kopi Sirup dan Kopi Jahe.

Bersantap di sini juga tak perlu takut isi dompet bakal terkuras karena harganya relatif murah (mulai Rp.15.000,- s/d Rp.35.000,-). Patut diperhatikan, jangan coba-coba untuk mengunjungi Lisung pada malam Minggu. Bersiaplah untuk mengantri!

Have Fun at Odeum
ODEUM Building 1st Floor,
Parisj Van Java Mall,
Sukajadi Bandung,

The latest and hottest club in Bandung to date! Terdiri dari tiga venue yang menyajikan suasana dan entertainment berbeda bagi masing-masing pengunjungnya. Awali malam Anda dengan fine dining istimewa di Secret Garden Restaurant yang menyajikan menu makanan Indonesia, Asian dan Western. Tirai sutera dan chandelier di sepanjang dinding resto memberi kesan glamor.

For a more chill experience, langkahkan kaki menuju Pure Lounge yang berada tepat di atas Secret Garden Resto. Desain interior minimalis yang didominasi nuansa putih dan hijau pupus memberikan suasana santai di area indoor dan outdoor-nya.

Iringan beat deep house yang mengalun di area lounge pun akan semakin memanjakan Anda. Namun jika ingin suasana yang lebih hype dan meriah, Mansion Club adalah pilihan yang tepat. Area clubbing yang berada tepat di samping Secret Garden ini mengadopsi tema mansion megah dan eksklusif.

Lengkap dengan susunan sofa velvet, royal chairs dan tirai-tirai panjang yang menutupi giant window-nya. Mansion Club is the place to be to have your fun, crazy and wild times!

Serba Kelinci

Jalan raya Setiabudi menuju Lembang, terlihat pondok-pondok kecil yang menawarkan kelinci. Selain kelinci yang masih hidup, deretan pondok ini juga menjual Sate Kelinci. Sejak dulu, daerah antara Bandung don Lembang sudah dikenal sebagai sentra kelinci. Banyak yang meyakini daging arau organ tubuh lain dari kelinci, bisa meningkatkan kesuburan, kecerdasan otak, menyembuhkan penyakit asma dan tentunya mengenyangkan perut.

Sate Kelinci ini dijual sekitar Rp.12.000,- s/d 15,000,- per porsinya. Seperti sate pada umumnya, daging, hati, ginjal Kelinci yang telah dicincang, akan dipanggang di atas bara. Setelah matang, sate pun disajikan dengan bumbu kacang atau kecap serta potongan cabe rawit dan irisan tomat serta ketimun. Plus sebakul nasi putih hangat sebagai pelengkap.

Untuk yang belum terbiasa, mungkin sate ini tidak ada bedanya seperti Sate Ayam. Sebenarnya daging kelinci Iebih keras, namun tidak sekeras daging kambing atau sapi. Tapi satu hal yang pasti, hmmm… ngeunah pisan euy! (bahasa Sunda: enak sekali!).

Selain sate, Anda juga bisa menikmati menu Gule Kelinci seharga Rp.8.000,- per porsi. Sedikit berbeda dengan Sate Kelinci, gule ini juga menggunakan tulang dan bagian lemak yang mengapung dalam semangkok kuah kaldu. Super gurih! Anda juga bisa menyantap gule ini bersama nasi putih hangat plus Sate Kelinci. Setelah menyantapnya, tubuh akan terasa lebih hangat.

Minum Susu Segar Sepuasnya di Lembang

Salah satu yang bisa dicoba adalah di Saung Bintang. Berada di tepi jalan raya Lembang, tak jauh dari patung sapi, yang berdiri di tepi jalan, saung ini menawarkan aneka miauman susu.

Ada susu murni putih, cokelat, kopi, moka, strawberry, madu, jahe, telur, telur madu, telur jahe dan yoghurt aneka rasa (cokelat, durian, leci, madu, moka, dll).

Harganya juga murah, Rp.6.500,- s/d Rp.11.000,per gelas. Sayangnya, pelayanan di sini agak lambat.

Mencicipi Populernya Ayam Goreng Brebes
Jl. Raya Lembang
Bandung

Hampir setiap jam makan atau pada hari Sabtu dan Minggu, resto ini terisi penuh. Di Lembang saja, Ayam Goreng Brebes ini sampai membuka empat cabang. Ayam kampung goreng yang ditemani dengan rempe atau tahu gorengnya (Rp.15.000,-/potong) di sini terasa lebih lezat.

Sambalnya yang yahud menambah nikmatnya. Bila Anda tergolong pemakan dengan porsi besar, menu lain yang menarik untuk dicoba adalah nasi timbel (Rp.22.000,-) yang dihidangkan bersama ayam goreng, tahu-tempe goreng, lalapan dan sambal terasinya yang khas.

Nasi Bakar dan Sate Maranggi
Jl. Raya Dago
Bandung

Jajanan khas Sunda yang biasa muncul di malam hari ini bisa Anda temukan salah satunya di jalan raya Dago, Bandung Utara. Terbungkus daun pisang seperti lontong namun ukurannya lebih besar. Jenisnya ada Nasi Bakar Ayam, Nasi Ati Ampela, Nasi Oncom Ayam dan Nasi Ikan Teri.

Sebelum dihidangkan, nasi dibakar terlebih dahulu selama 10-15 menit. Panasnya api akan menyebabkan seluruh bumbu bercampur dengan nasi secara sempurna hingga nasi terasa lebih gurih. Setelah matang, Anda bisa langsung menyantapnya begitu saja atau ditemani dengan seporsi Sate Maranggi, yaitu sate yang terbuat dari daging sapi. Harga per bungkusnya hanya Rp.6.000,sedangkan Sate Maranggi isi 10 tusuk Rp.10.000,-.

Jajanan Klasik di Waroeng Soerabi Enhaii
jl. Dr. Setiabudi No.186
Bandung

“Warung gaul” yang sudah ada selama bertahun-tahun ini merupakan salah satu tempat nongkrong remaja Bandung. Setiap malam, warrung ini selalu terlihat ramai. Serabi yang dijual di sini cukup variatif. Mulai dari Serabi Oncom, Serabi Telor, Serabi Sosis, Serabi Ayam, hingga Serabi Keju. Ada pula Serabi manis seperti Serabi Cokelat. Susu, Pisang Cokelat, Nangka, dan masih banyak lagi.

Beragam serabi nikmat ini hanya Rp.2.500,- s/d Rp.7.500,per porsinya. Selain serabi, warung ini juga menyediakan camilan lain, seperti Colenak, pisang bakar, dan menu “Barat” seperti Omelet, Sandwich sampai Steak. Tidak ketinggalan pula berbagai minuman hangat (bandrek dan kopi susu) yang pas untuk udara yang cukup dingin.

“Mendaki” Tangkuban Perahu

Dari kota Lembang, susuri jalan raya. Setelah melewati Cikole dan memasuki kawasan hutan pinus yang sejuk, berjalanlah perlahan hingga menjumpai tanda Gunung Tangkuban Perahu. Lalu berbeloklah ke kiri. Tak lama kemudian, Anda akan menemukan gerbang pintu masuk.

Gunung Tangkuban Perahu memang terlihat sangat indah. Dari bibir kawah yang dalam, Anda bisa melihat kawah gunung dengan kepulan asap tipis serta lereng gunung yang berbaris rapi.

Di kawasan Gunung Tangkuban Perahu sendirian, ada 12 kawah yang masih aktif. Namun, hanya tiga yang bisa dengan mudah dilihat, yaitu kawah Ratu, Upas dan Domas. Dari ketiga kawah itu, hanya Kawah Domas yang aman untuk dilihat dari dekat. Agar lebih leluasa, Anda bisa melihat pemandangan gunung ini dari atas bangunan tourism office dan gedung informasi.

Merebus telur di Kawah domas

Bosan hanya menyaksikan kawah dari kejauhan atau ingin mengetahui bagaimana keadaan kawah gunung dari dekat? Anda bisa menuju Kawah Domas yang berjarak sekitar 1.200 meter dari kawah utama.

Setelah menyusuri jalan menurun yang terlindung pepohonan rindang dan warung-warung mungil selama sekitar 25 menit, Anda akan tiba di tujuan. Sebaiknya hindari menggunakan sandal jepit atau sejenisnya saat melakukan perjalanan ini agar kaki anda tidak tersiksa.

Di antara bebatuan yang berserakan, terdapat beberapa kolam mungil yang dipagari bebatuan. Uniknya kolam itu berisi air dengan suhu yang berbeda, mulai dari hangat-hangat kuku sampai panas.Bahkan pada sebuah kolam, terdapat semburan air yang keras dan panas.

Ada kebiasaan unik yang kerap dilakukan oleh para wisatawan di tempat ini, yaitu merebus telur! Jangan kaget dulu, kolam yang paling panas ini memang bisa membuat telur jadi matang hanya dalam waktu 10 menit. Tidak percaya? Coba sendiri, jangan lupa untuk membeli telur mentah yang banyak dijual di warung sekitar kolam, harga per butirnya Rp. 2.000,-.

“Wisata Mata” dari Puncak Tangkuban Perahu ke Ciater

Hamparan perkebunan teh yang membentang luas jadi pemandangan yang menawan. Pepohonan teh seolah saling berkejaran mendaki bukit-bukit yang menjulang. Sungguh menyegarkan mata!

Seperti halnya Puncak, di sepanjang jalan ,yang lengang ini terdapat pondok-pondok yang menawarkan buah-buahan dan sayuran segar hasil kebun petani sekitar. Tentukan spot yang tepat dan berhentilah barang sejenak untuk meresapi pesonanya.

Feel The Sensation of Natural Hot Spring
Sari Ater Hot Spring Resort
JI. Raya Ciater-Subang

Tujuan berikutnya adalah Subang. Lokasinya berada di perbatasan, sehingga banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari Bandung. Sejak puluhan tahun silam, Ciater memang sudah dikenal sebagi tujuan utama oleh mereka yang ingin merasakan sensasi natural hot spring.

Meski begitu, kondisi pemandian Ciater yang berada di kawasan hotel dan resor ini telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga lebih nyaman, tertata dan dilengkapi berbagai fasilitas.

Kolam air panas ini terisi oleh sungai berair panas yang mengalir sepanjang 2000 meter di kawah Tangkuban Perahu. Pengalaman menunjukkan, berendam beberapa lama di kolarn air panas ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kelumpuhan, rematik, gangguan syaraf, tulang, sampai kulit.

Setelah melewati gerbang masuk dan membeli tiket masuk kawasan (Rp.14.000,-/orang). Anda bisa langsung memilih lokasi maupun kolam dengan suhu yang berbeda, antara 37-42 derajat Celcius.

Bila ingin suasana yang lebih eksklusif, bisa menuju tujuh kolam yang tersedia, namun dikenakan biaya tambahan (Rp.8.000,- s/d Rp.27.500,- /orang). Anda juga bisa memanfaatkan fasilitas private room.

Pada saat weekend suasana di tempat ini akan terasa semakin seru dan meriah. Beberapa atraksi yang menghibur seperti Domba Tangkas, pertunjukkan Sisingaan khas Subang, live music, dan atraksi lainnya sengaja disajikan.

Berpetualang dengan Keluarga
Ciater Spa Resort
JI. Raya Ciater-Subang

Bukan cuma hot spring yang menjadi andalan Ciater. Di tempat ini Anda juga bisa menjalani sejumlah aktivitas petualangan yang seru bersama keluarga tercinta.

Meluncur deras di arena flying fox (Rp.15.000,-/orang), melintasi trek dengan ATV (All Terrain Vehicles), melintasi jeram menantang dengan perahu karet (Rp.30.000,- s/d Rp.30.000,-/orang atau menjelajahi danau dengan perahu sampan adalah aktivitas seru yang bisa dilakukan.

Sumber: Majalah Tamasya

Gunung Semeru -Jawa Timur

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

Perjalanan

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-

Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura “selamat datang”, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Ranu Kumbolo

Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.

Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.

Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Gas beracun

Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan Wedhus Gembel (Bahasa Jawa yang berarti “kambing liar”) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajat Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember – Januari sering ada badai.

Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.

Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.

Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.

Iklim

Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm – 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November – April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 – 4 derajat celsius.

Suhu rata-rata berkisar antara 3°c – 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c – 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Taman nasional

Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.

Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.

Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : Macan Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat Belibis yang masih hidup liar.

Pendaki pertama

Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Legenda gunung Semeru

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.

Dewa-Dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.

Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata, Hyang, dan mahluk halus.

Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Aktivitas

12 Juni 2006, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, mencatat gempa vulkanik dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl). (sumber: wikipedia)

Gunung Terkenal di JAWA

Pulau Jawa merupakan rangkaian RING OF FIRE, dan di pulau ini puluhan gunung berapi maupun gunung mati berada. Di antara gunung-gunung tersebut, maka di bawah ini adalah gunung-gunung yang dianggap terkenal atau yang paling sering dibicarakan (untuk area JAWA, yaitu Jawa Tengah-Jogja-Jawa Timur). Daerah Jawa Barat (Parahyangan) dan Banten akan dibahas di artikel terpisah.

1. GUNUNG ARJUNO

Gunung Arjuno (atau Rajuna, nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertype Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu.

Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Malang – Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuna. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung.

Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari kecamatan Singosari melalui desa Sumberawan. Desa Sumberawan adalah desa pusat kerajinan tangan di kecamatan Singosari merupakan desa terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian.

2 . GUNUNG KELUD

Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti “sapu” dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
http://multazamtours.files.wordpress.com/2010/10/telagagunungkeludtahun2001.jpg?w=300

3 . GUNUNG LAWU

Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api “istirahat” dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
http://novimutz.files.wordpress.com/2009/11/g-lawu.jpg?w=490

4 . GUNUNG MERBABU

Gunung Merbabu berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah. dikenal Gunung Damalung . lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, “merbabu” berasal dari gabungan kata “meru” (gunung) dan “abu” (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
http://multazamtours.files.wordpress.com/2010/10/merbabu.jpg?w=326&h=322

5 . GUNUNG SUMBING

Gunung Sumbing merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Sumbing mempunyai ketinggian setinggi 3.371 meter.

http://iniadhitya.files.wordpress.com/2009/03/sumbing.jpg?w=641&h=480
6 . GUNUNG WILIS

Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2552 meter, serta puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek. Obyek wisata Gunung Wilis yang paling banyak adalah air terjun, namun belum begitu dikembangkan hingga saat ini.

http://anangbakti.files.wordpress.com/2007/12/img-0358.jpg?w=490

7 . GUNUNG MERAPI

Gunung Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

https://i0.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ea/Blethrow_merapi1.jpg

8. GUNUNG BROMO

Gunung Bromo merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Timur. Tempat wisata alam ini terletak Pegunungan Tengger yang termasuk di dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Pengunjungnya bukan hanya wisatawan lokal, bahkan banyak yang berasal dari luar negeri. Dengan pemandangan yang khas membuat Bromo layak menjadi tujuan wisata. Gunung ini memiliki tinggi 2.392 meter namun suhu bisa mencapai nol derajat Celcius saat menjelang pagi. Bromo merupakan gunung yang paling terkenal baik sebagai tempat wisata maupun karena aktivitas vulkaniknya.

9. GUNUNG SEMERU

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

(dari berbagai sumber)

Objek Wisata di JAWA

1. TAWANGMANGU

Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.

Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata. Obyek tujuan wisata utama adalah Air Terjun Grojogan Sewu (tinggi 81 m).

http://multazamtours.files.wordpress.com/2010/10/tawangmangu.jpg?w=225

2 . GUA JATIJAJAR

Gua Jatijajar adalah sebuah tempat wisata berupa gua alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Gua ini terbentuk dari batu kapur. Gua Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12 meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan ketingian dari permukaan laut 50 meter.

https://i0.wp.com/images.azharkrenz.multiply.com/image/16/photos/4/500x500/12/Goa-Jatijajar-1.JPG

3 . DIENG

Dieng adalah dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

http://jagadsurodipo.files.wordpress.com/2009/02/candi-dieng.jpg?w=642&h=484

4 . BATURADEN

Baturaden terletak di sebelah utara kota Purwokerto tepat di lereng sebelah selatan Gunung Slamet. Baturaden karena letaknya di lereng gunung menjadikan kawasan ini memiliki hawa yang sejuk dan cenderung sangat dingin terutama di malam hari.

https://i0.wp.com/i511.photobucket.com/albums/s353/Komodo_tea/103779.jpg

5 . RAWA PENING

Rawa Pening (“pening” berasal dari “bening”) adalah danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.

https://i0.wp.com/i540.photobucket.com/albums/gg348/safuatyulianto/rawapening200310vd2.jpg

6 . CANDI GEDONG SONGO

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.

http://andoyoanny.files.wordpress.com/2009/03/gedongsongotemple3.jpg?w=490

Dieng Wonosobo -Jawa Tengah

DIENG TEMPLE

dieng-temple
The Dieng Plateau is over 2,000 meters above sea level, with the Sumbing and Sundoro Mountains, each over 3,000 meters, standing like portals at its eastern end, and the road from Yogyakarta passing between them.

The Hindu temple to be found on this plateau were built in the late eighth to early 9th centuries and recognized as the oldest temple of Java.

The overall site of Dieng Temple group occupies an area as wide as 1.8 x 0.8 km. Temples in this group are categorized in three compounds and one individual temple named after characters (wayang) from the Mahabharata. The three compounds are Arjuna, Gatutkaca, and Dwarawati, while the individual temple is Bima.The eastern line consist of four,mostly facing westward respectively the temples of Arjuna,Srikandi,Puntadewa and Sembadra.

Dieng Temple is a group of temples located on Dieng Plateau in Wonosobo, Central Java, Indonesia.

tourism-place-in-central-java
temple-in-Indonesia
Indonesian-temple

Dieng di Wonosobo lepas pagi hari yang dingin

 

Candi-candi di Dieng Wonosobo

Anak-anak Dieng Wonosobo

Mist in Telaga Warna Dieng Plateau Wonosobo

 

Kawah Sikidang Dieng Wonosobo

 

Tempat Wisata di Kabupaten Wonosobo



AGRO WISATA TAMBI
Agro Wisata Tambi Terhampar luas di lereng gunung sindoro, dengan ketinggian 1.200 – 2000 m diatas permukaan laut. Suhu udara rata-rata minimal 15 º C dan suhu maksimal 24 º C. PT. Tambi mengelola 3 unit perkebunan yang terletak di Bedakah, Tanjungsari, Desa Tambi dengan luas 829 hektar yang dilengkapi fasilitas pondok wisata, kolam pemancingan, lapangan tennis, taman bermain, kebun dan parik teh.Pengunjung akan diajak berkeliling menelusuri jalan kebun teh, berolahraga sambil menikmati pemandangan, juga mendapat penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran. Bagi pengunjung yang ingin bermalam juga disediakan pondok wisata dengan fasilitas yang cukup memuaskan.
GARDU PANDANG DIENG


Sebelum sampai di Dataran Tinggi Dieng, sejenak kita dapat melepas lelah di Gardu Pandang Tieng, dengan ketinggian 1800 m diatas permukaan laut, dari atas gardu pandang dapat menikmati pemandangan yang sangat indah, dan dipagi hari dapat pula melihat matahari terbit dengan cahaya keemasan atau dengan istilah “Golden Sun Rise” di pagi hari dan perjalanan dapat dilanjutkan menuju Dataran Tinggi Dieng untuk menyaksikan terbitnya matahari yang kedua dengan cahaya yang keperak-perakan (Silver Sunrise)
AIR TERJUN SIKARIM


Memiliki ketinggian 80 meter dengan latar belakang bukit yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Terletak di desa Mlandi Kecamatan Garung 20 km sebelah utara kota Wonosobo.
TELAGA MENJER


Merupakan telaga alam terluas di Kabupaten Wonosobo. Berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut, dengan luas 70 Ha dan kedalaman 45 meter. Telaga Menjer terletak didesa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 12 km sebelah utara kota Wonosobo.
TELAGA WARNA


Ini adalah salah satu objek wisata di kawasan Dieng Wonosobo bernama telaga warna. Warna telaga yang mempunyai kandungan sulfur tinggi ini bisa berubah dari hijau, kuning atau biru. pengunjung juga bisa menyusuri telaga dari bawah, karena pengelola menyediakan balkon kecil untuk para wisatawan
DIENG PLATEAU THEATRE


Pusat Interpretasi potensi alam dan budaya kawasan Dataran Tinggi Dieng yang di beri nama Dieng Plateu Theatre (DPT) dibangun atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto diharapkan wahana wisata tersebut dapat menjadi magnit yang kuat untuk mengembangkan pariwisata di Propinsi Jawa Tengah. Dieng Plateu Theatre sebagai sarana edukasil, cultural pengenalan potensi wisata serta hiburan, dilengkapi dengan seperangkat peralatan audio visual (film) dan tempat duduk pengunjung berkapasitas seratus buah kursi. Terletak dilereng Bukit Sikendil di atas Taman Wisata Alam Telaga Warna Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

Taman Safari Indonesia -Cisarua Bogor

OBYEK WISATA ALAM DI BOGOR

TAMAN SAFARI INDONESIA

Jl. Raya Taman Safari, Cisarua Puncak – Bogor
Phone: 0251-8250000 Fax.: 0251-8250555
——————————————————————————————————————————————–

Taman Safari Indonesia (TSI) belokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, merupakan wahana rekreasi yang cukup menarik untuk dikunjungi. Banyak obyek menarik yang terdapat di kawasan yang banyak mengkoleksi beragam jenis binatang ini, di antaranya, safari park, taman burung, animal education show, prmates & reptiles, babby zoo, kincir raksasa, gajah dan kuda tunggang, safari trek, caravan & hotel dan wild-wild west.

Untuk wahana yang disebut terakhir ini, merupakan wahana yang menarik untuk di saksikan. Pertunjukannya dilakukan di dalam arena yang disetting ala koboi, dengan atraksi koboi yang memukau. Pertunjukan ini dapat disaksikan secara gratis setiap hari, selama lebih kurang 15 menit. Selain wahana tersebut, ada lagi wahana menarik lainnya, seperti di baby zoo, di wahana ini Anda bisa berfoto bersama dengan harimau putih, macan tutul, orang utan dan lain-lain.

Baru-baru ini TSI meluncurkan wahana dan program baru, yaitu Elephant Adventure. Program tersebut mengajak para pengunjung dengan menunggang di atas punggung gajah mengelilingi kawasan TSI selama hampir satu jam dengan tarif perorang hanya 50 ribu sekali jalan. Setiap ekor gajah didampingi oleh pawangnya dan bisa ditumpangi empat orang dewasa.

Gajah tersebut akan melewati jalan yang berumput, dan melewati arus air sehingga pengunjung benar-benar bisa menikmati panorama alam yang ada di TSI.


Wild-Wild West

Selama ini Anda mungkin sering melihat atraksi koboi dalam film di televisi. Adegan kejar-kejaran, saling tembak dan adu mulut tersebut tentunya menjadi tontonan menarik dan menjadi hiburan di rumah.

Tapi pernahkah Anda menyaksikan atraksi koboi itu secara langsung? jika ingin melihatnya, Anda tak perlu jauh-jauh ke negeri asalnya di Amerika sana, tapi cukup ke Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua, Bogor.

Di TSI Anda bisa menyaksikannya pada wahana Wild-Wild West yang ada di bagian belakang TSI. Untuk menyaksikan pertunjukan tersebut, pengelola TSI tidak memungut biaya, alias gratis. Anda cukup membayar tiket tanda masuk di gerbang depan TSI.

Pertunjukan koboi ini digelar setiap hari pada pukul dua siang. Penonton disediakan tempat duduk di tribun dengan setting setengah melingkar. Jadi semua pertunjukan bisa terlihat jelas dari atas tribun. Suara ringkihan kuda, pistol dan dinamit para koboi, seakan berada begitu dekat, karena efek dari sound system yang dipasang.

Ya, begitulah cara TSI menyuguhkan pertunjukan menarik kepada para tamu-nya. Bila Anda tertarik, silahkan datang ke TSI. (PV4)

HTM HARI MINGGU / LIBUR
Dewasa : Rp. 50.000,-
Anak-anak (1-5 tahun)
: Rp. 40.000,-
Mobil Pribadi : Rp. 15.000,-

Sutradara Kontroversial AS, Berhasil Galang Dana untuk Masjid Ground Zero

Pemenang Academy Award, sutradara kontroversial Amerika Michael Moore telah menambah lebih dari 60 ribu dolar untuk pembangunan pusat komunitas Muslim di kota New York.

Dalam sebuah blog yang memperingati sembilan tahun peristiwa 9/11, Moore meminta para pendukungnya untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan proyek konstruksi pusat komunitas muslim tersebut, dan berjanji untuk mencocokkan dolar-untuk-dolar hingga $ 10.000.

Hanya dalam waktu kurang dari 48 jam, ribuan orang menanggapi seruan Moore tersebut dan menyumbangkan hampir $ 60.000, Arab News melaporkan.

“Situasi perekonomian memang lagi sulit, dan usaha kami mendukung saudara-saudara muslim bukan hal yang populer untuk di lakukan sekarang,” tulis More di blognya.”Saya benar-benar tersentuh oleh kemurahan hati Anda – dan orang di seluruh dunia akan tahu bahwa Anda, juga, mewakili Amerika meskipun mereka jarang bisa melihatnya.”

Masjid Ground Zero, juga disebut sebagai proyek Park51, adalah model sebuah pusat komunitas terletak di Y Street 92 dan akan memiliki pusat kebugaran, lapangan basket, kolam renang, restoran, perpustakaan, dan masjid.

Proyek ini telah dikritik tajam, terutama oleh Partai Republik AS karena kedekatannya dengan lokasi Ground Zero tempat kompleks World Trade Center berdiri sebelum dihancurkan pada serangan 11 September 2001.

“Sangat tidak tepat nenyalahkan seluruh kelompok untuk tindakan yang hanya dilakukan oleh satu kelompok yang anti-Amerika,” tulis Moore. “Timothy McVeigh adalah seorang Katolik. Haruskah kota Oklahoma melarang pembangunan sebuah Gereja Katolik dekat lokasi bekas gedung federal yang diledakkan McVeigh ?.”

Moore menegaskan bahwa Islam telah “dicuri dari umat Islam yang sebenarnya” di Menara Kembar, dan ini harus diberikan kembali kepada mereka di tempat yang sama.

“Ada McDonald’s dua blok dari Ground Zero. Percayalah., McDonald’s telah membunuh orang yang jauh lebih banyak dari para teroris,” kata Moore.

“Mari kita hadapi itu, semua agama memiliki ekstrimis…. Tapi kita jangan menilai seluruh agama hanya pada tindakan ekstrimis sekelompok dari mereka.”

Michael Moore terkenal sebagai pembuat film dokumenter yang kontroversial. Film dokumenternya sering membuat ‘gerah’ gedung putih karena banyak membongkar kebobrokan dan skandal di pemerintahan AS.(fq/arabnews)

Multazam Berangkatkan 276 Jamaah Haji

Ustadz Syafii Siregar

Multazam Wisata Agung Travel Medan tahun ini memberangkatkan 276 jamaah calon haji yang berasal dari Sumatra Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Sabtu kemarin, 16 Oktober 2010, seluruh jamaah beserta ratusan jamaah lainnya yang tergabung pada kloter VI Sumut embarkasi Medan, telah masuk asrama haji Jalan Jend Nasution, Medan.  Kegiatan dan kesibukan pada sore itu tampak sangat meningkat di kompleks asrama haji dan penjagaan sangat ketat sehingga tidak sembarangan orang dapat memasuki kompleks tersebut kecuali para jamaah dan pengantarnya.

Menurut rencana jamaah akan berangkat menuju tanah air melalui bandara internasional Polonia Medan hari Minggu ini menggunakan Garuda Indonesia dan menjalankan ibadah haji hingga kembali ke tanah air pada tanggal 28 November mendatang.

Total jamaah yang akan berangkat pada kloter 6 ini berjumlah sekitar 450 orang. Calon haji yang berasal dari Sumut keseluruhan mencapai 8.144 orang dan dibagi dalam 19 kloter. Para jamaah tersebut diharuskan masuk asrama haji sehari sebelum keberangkatan dan menginap semalam.

Pada keberangkatan ini, jamaah Multazam langsung didampingi dan dibimbing oleh ustadz-ustadz Multazam antara lain Ustadz Syafii Siregar, Ustadz Hasnan Panggabean, ustadz Chaeruddin dan sebagainya. (wishnu/multazam)

 

Ustadz Syafii Siregar beserta jamaah calon haji di asrama haji